Ronny melihat masyarakat Sulut tak mempermasalahkan harga, yang penting minyak goreng tersebut masih tersedia.
"Mereka masih bisa dapatkan minyak di pasar meskipun dalam plastik-plastik yang dikemas pedagang dengan harga Rp 16 ribu per liter. Artinya, sepanjang minyak itu ada meskipun harga tinggi, mereka akan tetap beli," lanjut Ronny.
Baca Juga:
3 Negara ini Impor Gula Merah dari Sulut
Ronny juga mengungkapkan distributor minyak goreng kemasan juga aktif menjual, artinya, minyak goreng tersebut hampir tidak pernah bermalam di gudang.
Meski begitu, stok yang ada di gudang memang masih terbatas, sehingga harganya naik.
"Masih cukup memenuhi kebutuhan masyarakat. Daya beli masyarakat masih cukup kuat," tutur Ronny.[jef]