SULUT.WAHANANEWS.CO, Manado - Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyampaikan bahwa gempa tektonik yang terjadi pada Senin (18/8/2025) pukul 17:05:20 WIB di Kota Bitung, Sulawesi Utara, disebabkan oleh subduksi lempeng Laut Maluku.
"Memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya subduksi lempeng Laut Maluku," kata Daryono dalam laporan yang dibagikan dalam grup percakapan 'BMKG dan Stakeholder' di Manado, Senin (18/8/2025).
Baca Juga:
Ketua Dewan Penasehat ISEI Dorong Sulut Perkuat Hilirisasi Komoditas Unggulan untuk Ekonomi
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Dia mengatakan, gempa bumi tersebut berdampak dan dirasakan di daerah Manado dan Bitung dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu).
Sementara, dari hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut tidak berpotensi tsunami. T
Baca Juga:
Monsun Australia Melemah, BMKG Prediksi Hujan Berlanjut Saat Kemarau
Setelah gempa, hingga pukul 17.30 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya tiga aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo terbesar M4.0.
Dia berharap, masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya serta menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
Warga juga diharapkan memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah.