Disperindag Sulut juga menggelar pasar murah dan menyiapkan seribu liter minyak goreng di Desa Kali, Kecamatan Pineleng, Minahasa.
Dalam operasi pasar di Desa Kali, minyak goreng tersebut hanya laku 600 liter.
Baca Juga:
3 Negara ini Impor Gula Merah dari Sulut
Padahal, Disperindag Sulut memperbolehkan per orang membeli enam liter minyak goreng, yang berarti jumlah keseluruhan pembeli hanya 100 orang.
Sedangkan di salah satu pasar di desa di Bolaang Mongondow Timur (Boltim), dari 1.200 liter minyak goreng yang disediakan, tak satupun laku dibeli.
"Di tempat kedua di desa berbeda, sama. Di ibu kota kabupaten sama. Tiga tempat itu 1.200 liter pembelinya," sambung Ronny.
Baca Juga:
Bejat! Ayah di Minahasa Tega Perkosa Anak Kandung dan Anak Tirinya
Dari hasil operasi pasar dan gelaran pasar murah tersebut, Ronny menyimpulkan tak ada kelangkaan minyak goreng yang terjadi di Sulut.
Meski begitu, Ronny tak menampik pihaknya sering menemukan stok minyak goreng yang kosong di toko retail modern.
"Justru ada yang tidak ada, ada juga yang tersedianya 1-2 dus saja," ujar Ronny.