“Harus mencari beberapa indikator untuk dipakai. Misalnya seberapa besar orang di Sulut tahu mereka? Jadi tergantung kemapuan mengolah diri sendiri menjadi politisi. Kalau menurut saya mereka masih mentah. Dalam arti masih banyak yang harus dilakukan. Perlu waktu,” sarannya.
Kalau partai besar, kata dia, tak mungkin mencari paslon, sebab calonya sudah berlebihan. Seperti PDIP, Golkar.
Baca Juga:
Dua Oknum ASN Pemkab Manokwari Disebut Bawaslu Langgar Netralitas
“Kecuali partai kecil yang masih sedikit kader. Tetap harus berproses. Apa lagi bicara elektabilitas. Tak bisa instan. Berkegiatan politik dulu, tak bisa hanya berdasarkan pasang baliho saja,” sindirnya.
“Persoalannya, kalau ditanya orang kenal, ya pasti kenal. Tapi apakah akan dipilih? Karena sebenarnya mereka tiba-tiba masuk di ruang politik. Kan sudah banyak kejadian seperti itu. Kemistrinya bukan di situ. Kalau mau serius, ya berproses ikuti langkah-langkah untuk menjadi politisi. Berbaur, berbuat sesuatu untuk masyarakat. Ada sentuhan-sentuhan sosial agar diingat masyarakat. Itu yang penting,” pungkasnya.
Lantas, bagaimana tanggapan parpol? Terkait hal itu, Sekretaris PDI Perjuangan Sulut, Franky Wongkar SH mengatakan, partai berlambang banteng moncong putih ini terbuka dengan calon dari eksternal partai.
Baca Juga:
KPU Bone Bolango Sosialisasikan Pembentukan Pantarlih untuk Pemilihan Bupati Tahun 2024
Namun menurutnya, partai yang dipimpin Olly Dondokambey itu punya mekanisme dan proses yang harus dilalui dalam rekrutmen calon. Baik di pemilihan legislatif maupun pemilihan kepala daerah.
“Rekrutmen politik di PDI Perjuangan mengacu pada peraturan partai dari DPP yang memang dikeluarkan jelang tahapan pileg atau pilkada,” sebutnya.
Dalam pilkada dan pileg lalu, Bupati Minahasa Selatan ini mengatakan, PDI Perjuangan melakukan penjaringan secara terbuka.