WahanaNews-Sulut | Meski Pemilu 2024 masih jauh, beberapa calon kepala daerah telah mencuat kepermukaan.
Untuk Sulawesi Utara (Sulut), beberapa pensiunan Jenderal Polri dan TNI berdarah Kawanua mencuat dalam bursa calon Gubernur 2024.
Baca Juga:
Dua Oknum ASN Pemkab Manokwari Disebut Bawaslu Langgar Netralitas
Pantauan, wajah mantan Kapolda Sulut yang dijuluki ‘pembasmi mafia’, Irjen Pol (Purn) Drs Royke Lumowa MM, serta mantan Pangdam XIII/Merdeka Mayjen TNI (Purn) Wanti Waranei Franky Mamahit, terpampang di one way sticker angkot di Manado bahkan Tomohon.
Lumowa dan Mamahit, ramai digadang-gadang warga untuk maju menjadi calon gubernur (cagub) Sulawesi Utara.
Bagaimana kans mereka? Menurut pengamat politik Michael Mamentu, mereka harus memiliki kendaraan partai politik (parpol) untuk bisa ikut menjadi peserta Pilkada maupun Pemilu 2024.
Baca Juga:
KPU Bone Bolango Sosialisasikan Pembentukan Pantarlih untuk Pemilihan Bupati Tahun 2024
Sekarang lanjutnya, posisinya terbalik. Kalau dulu partai yang mencari-cari. Sekarang, figur-figur yang cari partai.
“Harus berproses dulu, kenalkan diri ke masyarakat. Kedua harus punya kendaraan atau parpol. Itu bukan kerjaan gampang. Kecuali ada kedekatan dengan partai. Kalau tidak, ya harus cari partai dulu. Itu ada ‘biaya’ politik. Kecuali partai kecil,” ujarnya.
Menurut Michael, Kalau bicara peluang, memang punya peluang. Akan tetapi harus beproses. Sebab di parpol tak bisa instan.
“Harus mencari beberapa indikator untuk dipakai. Misalnya seberapa besar orang di Sulut tahu mereka? Jadi tergantung kemapuan mengolah diri sendiri menjadi politisi. Kalau menurut saya mereka masih mentah. Dalam arti masih banyak yang harus dilakukan. Perlu waktu,” sarannya.
Kalau partai besar, kata dia, tak mungkin mencari paslon, sebab calonya sudah berlebihan. Seperti PDIP, Golkar.
“Kecuali partai kecil yang masih sedikit kader. Tetap harus berproses. Apa lagi bicara elektabilitas. Tak bisa instan. Berkegiatan politik dulu, tak bisa hanya berdasarkan pasang baliho saja,” sindirnya.
“Persoalannya, kalau ditanya orang kenal, ya pasti kenal. Tapi apakah akan dipilih? Karena sebenarnya mereka tiba-tiba masuk di ruang politik. Kan sudah banyak kejadian seperti itu. Kemistrinya bukan di situ. Kalau mau serius, ya berproses ikuti langkah-langkah untuk menjadi politisi. Berbaur, berbuat sesuatu untuk masyarakat. Ada sentuhan-sentuhan sosial agar diingat masyarakat. Itu yang penting,” pungkasnya.
Lantas, bagaimana tanggapan parpol? Terkait hal itu, Sekretaris PDI Perjuangan Sulut, Franky Wongkar SH mengatakan, partai berlambang banteng moncong putih ini terbuka dengan calon dari eksternal partai.
Namun menurutnya, partai yang dipimpin Olly Dondokambey itu punya mekanisme dan proses yang harus dilalui dalam rekrutmen calon. Baik di pemilihan legislatif maupun pemilihan kepala daerah.
“Rekrutmen politik di PDI Perjuangan mengacu pada peraturan partai dari DPP yang memang dikeluarkan jelang tahapan pileg atau pilkada,” sebutnya.
Dalam pilkada dan pileg lalu, Bupati Minahasa Selatan ini mengatakan, PDI Perjuangan melakukan penjaringan secara terbuka.
“Tapi diseleksi dan kandidat harus memenuhi persyaratan. Baik dari aturan yang dikeluarkan oleh partai atau persyaratan negara. Jadi ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh calon,” tandas Wongkar.
Ketua DPW Nasdem Victor Mailangkay saat diminta tanggapan mengatakan bahwa pihaknya terbuka bagi siapa saja.
“Kalau dia ingin jadi caleg, yang peting integritasnya baik, punya modal sosial, finansial dan taat pada rencana operasi pemenangan pemilu dari Partai Nasdem. Termasuk bisa mendongkrak suara Nasdem,” kata Wakil Ketua DPRD Sulut ini.
Partai Demokrat sendiri saat diminta tanggapan mengatakan, masih fokus konsolidasi usai pengurus DPD dilantik.
“Kita sekarang masih hadapi untuk pelantikan-pelantikan PAC menuju musyawarah cabang,” kata Ketua Bappilu Demokrat Sulut, Cicilia Longdong.
Namun, menurutnya, Demokrat tetap membuka peluang bagi siapa saja yang akan bergabung. Terlebih untuk pemilu 2022.
“Kita membuka pintu untuk siapa saja. Baik itu akademisi, mantan jendral juga bisa dan lainnya. Selama itu bisa mendongkrak dan memenangkan Partai Demokrat nantinya,” ujar anggota DPRD Kota Manado itu.
Ketua Bappilu DPD 1 Golkar Sulut, Jantje W Sajow (JWS) saat diwawancarai mengatakan, pihaknya masih dalam tahapan penjaringan.
Golkar, kata dia, ingin figur orang berkualitas dan bisa berkompetisi. “Punya kemampuan secara ekonomi, terutama kualitas secara intelektual. Paling tidak loyal juga nanti. Tapi akan dibicarakan,” ucapnya.[jef]