"Jadi doktrinnya mereka aja yang masuk di situ. Kan bahaya. Nah, sekarang saya bilang, saya perintahkan kamu ustaz-ustaz yang dari militer, kamu masuk. Gak ada ceritanya di republik ini gak masuk. Harus masuk. Bisa itu, kita dengan kepolisian kita bergabung," kata Dudung.
Sebab, jika dibiarkan, kelompok eksklusif seperti itu rentan memiliki pandangan dan doktrin terorisme.
Baca Juga:
Kapuspen TNI Bantah Perwiranya Jadi Beking Tersangka Perundungan Anak SMA di Surabaya
"Kalau salah menjabarkannya nanti, berjihad katanya, iya berjihad menghalalkan segala cara, bisa gak bener, makanya kita masuk," kata Dudung.
"Iya ta, itu yang menyeramkan, memang," timpal Deddy.
Dudung mengatakan, pertama kali yang sangat ingin ia lakukan setelah menjabat KSAD adalah mengunjungi prajurit-prajuritnya yang berada di wilayah atau daerah operasi.
Baca Juga:
Skandal Judi Online: 4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi, Danpuspom Beri Peringatan Keras
"Pertama kali yang saya lakukan saat dilantik KSAD, pertama kali adalah melihat prajurit-prajurit saya yang ada di daerah operasi. Jangan sampai mereka kekurangan, jangan sampai mereka bertempur sendirian," kata Dudung.
Karenanya, ia langsung mengunjungi prajurit-prajuritnya yang ada di Papua yang tengah memberantas KKB, serta prajurit-prajuritnya yang ada di Poso untuk memberantas teroris.
"Bertempur sendirian itu, artinya saat melaksanakan tugas kendaraan gak ada, logistik gak ada, jangan sampai seperti itu. Saya gak mau seperti itu, Makanya di Papua di Poso, semua saya catat dan saya bilang ke asisten logistik prioritaskan mereka ini yang di daerah terpencil, jangan sampai mereka kesulitan," papar Dudung.