Menurutnya, turunnya TNI karena tujuannya jelas untuk mengamankan rakyat.
"Kenapa kita harus takut sama mereka itu," tegas Dudung, disambut senyum Deddy.
Baca Juga:
Kapuspen TNI Bantah Perwiranya Jadi Beking Tersangka Perundungan Anak SMA di Surabaya
Dudung mengatakan, ancaman terorisme di Indonesia memang benar-benar ada dan nyata.
Namun, kata dia, pemerintah dengan sumber dayanya akan berupa maksimal menangkal ancaman itu.
Dudung mengatakan hal itu menanggapi pertanyaan Deddy, apakah benar masih ada kelompok-kelompok terorisme di Indonesia dan menebarkan ideologinya.
Baca Juga:
Skandal Judi Online: 4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi, Danpuspom Beri Peringatan Keras
"Kan sudah terbukti, ada yang ditangkepin Densus 88, memang benar, ada itu. Mereka sudah merencanakan sesuatu. Teknologi sudah canggih. Dia WA aja sudah ketangkep sama kita. Sudah kita waspadai. Makanya hati-hati," kata Dudung.
Ia menceritakan, setelah dilantik jadi KSAD, dirinya langsung mengunjungi prajuritnya di wilayah operasi di Papua dan Poso.
"Saya baru pulang dari Poso, lihat pasukan saya di sana. Di Poso, ada suatu kawasan yang orang lain tidak boleh masuk atau ustaz lain yang bisa ceramah di situ, ada satu kawasan di sana. Karena memang mereka mengeksklusifkan diri, tidak boleh orang lain masuk. Karena memang mereka tidak boleh ada televisi dan segala macam. Mereka gak boleh ada berita-berita dari luar," papar Dudung.