Consultant Marine Tourism, Christian Fenie, mengungkapkan bahwa sampah masih menjadi masalah utama di Sulut. Christian asal Prancis yang sudah menetap di Manado selama 40 tahun ini mengatakan, 2 bulan lalu Likupang masih dipenuhi sampah ketika ia berkunjung.
“Sepanjang jalan dari Manado ke Likupang yang saya lihat botol-botol sampah. Sampah ini adalah hal yang sensitif bagi turis luar negeri. Jangan sampai mereka foto kemudian disebarkan di media sosial dan semua orang melihat,” ungkap Christian.
Baca Juga:
Menuju Kota Global Aglomerasi Jabodetabekjur yang 'Serba Cepat', MARTABAT Prabowo-Gibran Sebut Pembangunan Apartemen Dekat Stasiun MRT dan LRT Sangat Tepat
Tak hanya di jalan, sampah rupanya juga banyak di laut.
Tak jarang sampah yang dibuang ke darat dan sungai, berakhir ke laut sebagai muara.
Hal ini tentu bisa merusak ekosistem laut.
Baca Juga:
Jet Siluman Super AI Muncul dari China dan AS: Siapa Penguasa Langit Selanjutnya?
“Dua bulan lalu, saya ke Likupang masih banyak sampah di sana. Kita mau jualan itu? Kalau mau membuat pariwisata TPA, bisa,” ucap Christian.
Selain sampah, hal yang harus dihindari di laut adalah penggunaan alat penangkap ikan yang tidak ramah lingkungan serta penjualan ikan-ikan yang juga dilindungi.