Peralatan PUMMA masih terpasang di Pulau Sebesi, Lampung dan Marina Jambu, Pandeglang. Semeidi menuturkan meski alat tersebut jauh dari kompleks Gunung Anak Krakatau, hasil yang diberikan terlihat sangat baik dalam tiga tahun terakhir.
Adapun hasil kinerja PUMMA dapat dilihat dari berbagai parameter seperti kualitas data yang rapat, transmisi yang cepat (real-time), mampu memberikan peringatan (alert) jika ada anomali muka air (tsunami), dan dilengkapi dengan kamera CCTV untuk konfirmasi visual.
Baca Juga:
Awas! Gunung Ibu Siaga Level III, Semburkan Api dan Abu
Dalam proses pemasangan IDSL atau PUMMA di kompleks GAK, BRIN dan BMKG bekerja sama dengan beberapa pihak antara lain KKP, UNILA, BAKTI Kominfo, Telkomsel, Balawista dan lain-lain.
BAKTI Kominfo telah tuntas mockup sistem telekomunikasi satelit untuk Krakatau di Pulau Rakata. Sementara itu, Telkomsel telah membangun tower GSM di Sebesi sehingga Pulau Setung dan Panjang terkover GSM.
“Dengan dukungan infrastruktur telekomunikasi dan infrastruktur terkait dari PT. Telkomsel dan BAKTI Kominfo yang dikoordinasikan oleh BMKG, sistem ini akan segera terwujud dan akan membantu BMKG dalam mendeteksi gelombang tinggi akibat aktivitas Gunung Anak Krakatau," ucap Semeidi.
Baca Juga:
Enam Gunung Api Berstatus Siaga dan Awas, Badan Geologi Peringatkan Bahaya Erupsi
Masyarakat juga diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi gelombang tinggi atau tsunami ini khususnya di malam hari.
Pihaknya meminta agar masyarakat tetap tenang, dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak bertanggung jawab. Pastikan informasi hanya bersumber dari Badan Geologi, BMKG, dan BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) setempat.[jef]