Sulut.WahanaNews.co, Manado - Sebanyak 1.500 bibit mangrove ditanam di kawasan Taman Nasional Laut Bunaken, Sulawesi Utara (Sulut), bertepatan dengan peringatan Hari Lahan Basah Sedunia.
"Hari Lahan Basah Sedunia yang diperingati setiap tanggal 2 Februari merupakan ajakan untuk mengkampanyekan secara global pentingnya lahan basah," kata Kepala Balai Taman Nasional Bunaken Nikolas Loli saat penanaman mangrove di Desa Tiwoho, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Rabu.
Baca Juga:
PUPR Lanjutkan Penataan KSPN Borobudur Tahap 2 di Jawa Tengah
Peringatan ini mengadopsi perjanjian internasional tentang pelestarian lahan basah (Konvensi Ramsar) yang ditandatangani pada tanggal 2 Februari 1971.
Tujuan utamanya adalah mendorong upaya konservasi dan pemanfaatan lahan basah secara bijaksana melalui aksi nasional dan kerja sama internasional untuk mewujudkan pembangunan secara berkelanjutan di seluruh dunia.
"Tema besar peringatan lahan basah tahun 2024 adalah Wetlands and Human Wellbeing, yakni Lahan Basah dan Kesejahteraan Manusia. Hal ini sebagai pengakuan bahwa lahan basah merupakan bagian penting bagi manusia dan alam, termasuk manfaat dan jasa serta kontribusinya," ujar dia.
Baca Juga:
Pemerintah Kucurkan Rp 3,6 Triliun untuk Kebangkitan Pariwisata Indonesia di 2023
Nikolas mengatakan, Taman Nasional Bunaken sebagai perwakilan ekosistem tropis perairan laut memiliki posisi penting dalam pembangunan dengan memberikan multiplayer effect perekonomian di Provinsi Sulawesi Utara.
Terutama, kata dia, dalam bidang pariwisata sebagai bagian Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) dan Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DSP) Likupang serta berada di pusat segitiga karang dunia (coral triangle) dan jaringan cagar biosfer dunia yakni Cagar Biosfer Bunaken Tangkoko Minahasa yang ditetapkan oleh UNESCO di Paris tanggal 28 Oktober 2020.
Dia menjelaskan, sebagai kawasan konservasi berbasis perairan laut, Taman Nasional Bunaken seluas 73.973,12 hektare terdapat tujuh ekosistem utama yakni ekosistem terumbu karang seluas 6.064,6 hektare, ekosistem lamun 5.736,1 hektare, ekosistem mangrove 1.696,4 hektare, ekosistem hutan pantai 445,7 hektare, ekosistem padang rumput 81,27 hektare, ekosistem neritik dan oceania 57.969,07 hektare, dan ekosistem buatan 1.979,9 hektare.