WahanaNews-Sulut | Patung sang Proklamator Indonesia, Ir Soekarno, akan didirikan di Pulau Bitung, Sulawesi Utara (Sulut).
Ketua DPR RI, Puan Maharani melakukan peletakan batu pertama pencanangan patung Soekarno yang akan dibangun di Tugu Trikora, Bitung.
Baca Juga:
3 Negara ini Impor Gula Merah dari Sulut
Didirkannya patung Soekarno tersebut bertujuan untuk mengingat perjuangan Indonesia merebut Irian Barat (Papua Barat) dari Belanda, lewat operasi Trikora di bawah komando Sokarno.
Wakil ketua Komisi X DPR RI, Agustin Wilujeng, Gubernur Sulut, Olly Dondokambey, Kapolda Sulut, Irjen Mulyatno, Pangdam XIII/Merdeka, Mayjen Denny Tuejeh, dan Wali Kota Bitung, Maurits Mantiri, turut menghadiri acara peletakan batu pertama tersebut.
"Saya datang ke Pulau Bitung untuk meletakkan batu pertama pembangunan patung Sukarno di Tugu Trikora," kata Puan dalam keterangan tertulis, Kamis (10/2/2022).
Baca Juga:
Bejat! Ayah di Minahasa Tega Perkosa Anak Kandung dan Anak Tirinya
Puan mengatakan, didirikannya patung Soekarno ini diharapkan mampu meningkatkan semangat kebangsaan di Pulau Morotai.
"Kalau dilihat, sebenarnya ada garis merah semangat kebangsaan yang ditegaskan Presiden Sukarno dengan datang ke Pulau Morotai dengan Tugu Trikora di Pulau Lembeh ini yang sebentar lagi akan ada patung Bung Karno di sini," tuturnya.
Semangat kebangsaan yang dimaksud yakni bentuk pengakuan bahwa Indonesia merupakan satu kesatuan dan setiap rakyat harus menjaga kedaulatan di tiap pulau di Tanah Air.
"Bahwa Indonesia itu bukan hanya Jawa, bukan hanya Sumatera, tetapi juga termasuk Sulawesi, termasuk Maluku. Bahwa Indonesia itu termasuk Papua yang dibebaskan dari penjajahan dengan operasi Trikora yang dicetuskan oleh Presiden Sukarno," katanya.
Berdasarkan catatan sejarah, operasi Tri Komando Rakyat (Trikora) yang berlangsung pada 19 Desember 1961 hingga 15 Agustus 1962 merupakan upaya bangsa Indonesia untuk merebut Irian Barat dari penjajah Belanda.
Kala itu, Sukarno dengan lantang menjalankan operasi Trikora karena pihak Belanda mengklaim Irian Barat masih dalam kekuasaan mereka. Untuk mengusir Belanda dari Irian Barat, beragam strategi pun dilancarkan.
Hingga pada akhirnya Belanda memutuskan untuk angkat kaki dari daerah tersebut. Serta rakyat Irian Barat memutuskan bergabung dengan Indonesia melalui Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera).
"Memang tidak bisa kita bercerita tentang Operasi Trikora tanpa ada Bung Karno-nya. Presiden Soekarno mengumumkan Trikora di depan rapat raksasa yang dikunjungi ratusan ribu rakyat dari daerah Yogyakarta dan luar daerah Yogyakarta sehingga Alun-Alun Utara di Yogyakarta menjadi lautan manusia," kata Puan.
Berangkat dari hal tersebut, Puan mengajak setiap orang untuk tidak melupakan sejarah. Hal itu sesuai dengan pesan Soekarno yakni Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah (Jas Merah).
"Karena itu kita harus 'Jas Merah', jangan sekali-kali meninggalkan sejarah. Kita sebagai generasi penerus harus mengingat bagaimana Presiden pertama Indonesia Soekarno sejak awal gigih mempertahankan persatuan dan keutuhan kedaulatan wilayah Indonesia. Bukan hanya di Indonesia bagian Barat, tetapi juga di Indonesia bagian Timur," jelasnya.
Melalui semangat kebangsaan, Puan mengajak setiap orang untuk meningkatkan nasionalisme agar Indonesia mampu berdiri sejajar dengan negara lain dan berdaulat.
"Bahwa kita tidak bisa didikte oleh negara lain, melainkan kita berdiri sejajar dengan negara-negara lain. Itulah Indonesia yang berdaulat," kata Puan.
Sementara itu, Wali Kota Bitung Maurits Mantiri mengucapkan terima kasih atas kesediaan Puan datang langsung melakukan pencanangan pembangunan patung Soekarno di Tugu Trikora.
"Kehadiran Ibu Puan menambah energi bagi kami untuk memajukan Bitung sebagai gateway Indonesia," tutup Maurits.[jef]