WahanaNews-Sulut.co| Jenazah Grace Karundeng, mahasiswi asal Minahasa Utara (Minut), Sulawesi Utara (Sulut), yang meninggal misterius di Kanada telah tiba di rumah duka, Jumat (28/1/22).
Pihak keluarga berencana pemakaman jenazah akan dilangsungkan pekan depan.
Baca Juga:
3 Negara ini Impor Gula Merah dari Sulut
Jenazah akan dimakamkan di pekuburan keluarga di Jalan SBY, Kelurahan Airmadidi Atas, pada Selasa (1/2/2022).
"Pemakaman rencananya hari Selasa (1/2/2022), di kuburan keluarga Karundeng," kata ibu mendiang Grace, Teresita Sanchez, seperti dikutip dari detikcom, Minggu (30/1/22).
Sementara itu, ayah mendiang Grace, Audy Karundeng, tak bersedia mengungkap penyebab kematian anaknya. Meski begitu, dia mengatakan anaknya meninggal bukan karena sakit.
Baca Juga:
Bejat! Ayah di Minahasa Tega Perkosa Anak Kandung dan Anak Tirinya
"Dia tidak sakit," tuturnya.
Audy mengatakan saat ini pihak keluarga telah mengikhlaskan kepergian anaknya. "Kami ikhlas kematian anak kami. Karena, meskipun mau cari tahu, anak kami sudah meninggal. Kami ikhlas," ujarnya.
Dia pun membeberkan alasan mengapa mendiang Grace harus dimakamkan pekan depan. Menurut dia, supaya teman-teman serta keluarga semua bisa datang langsung menyaksikan prosesi pemakaman anaknya.
"Alasannya supaya banyak teman mendiang Grace banyak yang datang," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, ibu mahasiswi asal Minut yang meninggal di Kanada, Grace Karundeng, Teresita Sanchez, menanti hasil forensik kematian anaknya. Setelah hasil itu keluar, barulah anaknya bisa dibawa pulang ke Indonesia.
Teresita menceritakan awalnya mereka mendapatkan kabar duka. Dia mendapat kabar dari kakak almarhumah yang tinggal bersama di Kanada.
"Dengar kabar pertama dari kakaknya. Saat itu kakaknya mau melihat adiknya, tapi tidak diperbolehkan. Nah, dia menelepon ke kita itu jam 4 sore waktu di Kanada," kata Teresita, Senin (10/1/2022).
Bupati Minut Hadir Melayat
Joune Ganda, Bupati Minahasa Utara (Minut) terlihat datang melayat ke rumah duka. Joune tiba di rumah duka pada malam hari.
Kedatangan Joune sendiri langsung disambut oleh tangisan oma dari Grace Karundeng yang duduk di dekat peti jenazah yang masih dibuka.
"Aduh Ge (Grace), ini Bupati ada datang. Ini pak Bupati, cucu saya," kata oma dari Grace Karundeng yang terus menangis.
"Biar pak Bupati sibuk mar masih sempatkan jenguk pa Grace," ujarnya lagi.
Sementara itu, Tessie Sanchez, Ibu kandung Grace Karundeng, juga menyambut dan berdialog dengan Bupati Minut.
Tampak sang ibu sesekali melap air matanya yang menetes ketika sementara berbicara dengan Bupati Minut.
Bupati sendiri menyampaikan rasa berduka yang mendalam dan beberapa kali memberikan penguatan untuk keluarga.
"Saya dan keluarga turut berduka cita atas meninggalnya adik Grace (Karundeng). Tentunya kita yakin dan percaya bahwa Tuhan selalu memberikan kekuatan kepada kita," ujar Bupati.
Bupati Joune sendiri seperti tradisi melayat di Sulawesi Utara kemudian duduk di dekat peti jenazah sebagai tanda ikut berkabung sama seperti yang dirasakan oleh pihak keluarga.[jef]