“Setelah saya dilantik 2014 saya langsung ke TPPI karena saya tahu barang ini kalau bisa jalan, bisa menyelesaikan banyak hal. Ini barang subtitusi impor itu ada di situ semuanya. Semuanya. Turunan banyak petrokimia di situ,” ujarnya.
Inilah yang membuat mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut mengaku heran melihat jajaran Pertamina tidak gerak cepat dalam menyelesaikan pembangunan TPPI.
Baca Juga:
Riza Chalid Jadi Tersangka Korupsi Minyak Pertamina, Kini Buron dan Diduga di Singapura
Padahal pabrik tersebut akan membawa banyak manfaat bagi Pertamina sendiri dan bahkan bagi negara.
“Barang kayak gini enggak cepet-cepet dijalankan? Kalau saya, 24 jam penuh saya kerjain agar ini segera jalan. Pertamina dapat keuntungan dari situ, negara dapat keuntungan dari subtitusi impornya. Kemudian neraca perdagangan kita baik, transaksi berjalan kita menjadi baik,” ujarnya.
Jokowi pun mengaku merasa sedih, sebab pabrik tersebut tidak kunjung selesai dan Indonesia masih terus-terusan melakukan impor.
Baca Juga:
Dari TV ke BUMN Energi, Tina Talisa Kini Jabat Komisaris Pertamina Patra Niaga
Padahal menurutnya Indonesia memiliki semua yang dibutuhkan mulai dari bahan baku hingga mesinnya.
“Kita punya industrinya, kita punya mesinnya, kita punya bahan bakunya. Kok enggak kita lakukan malah impor? Itu lho yang saya sedih,” ujarnya. [jfm]