Sulut.WahanaNews.co, Bolaang Mongondow Timur - Bocah wanita inisial TAM (9) yang menjadi korban mutilasi oleh tantenya bernama Arnita Mamonto alias Aning (19) di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Sulawesi Utara (Sulut) dikenal sosok yang periang. Korban juga ternyata sangat dekat dengan pelaku.
Kapolres Boltim AKBP Sugeng Setyo Budhi mengatakan korban masih duduk di bangku sekolah dasar (SD). Oleh warga sekitar, korban dikenal sosok anak yang periang dan mudah akrab dengan orang lain.
Baca Juga:
Pembunuhan Gadis Penjual Gorengan di Padang Pariaman, Polisi Sulit Tangkap Terduga Pelaku
"Korban sekolah masih SD. Kalau keterangan warga setempat, anak ini baik, periang," ujar Sugeng dilansir detikcom, Sabtu (20/01/24).
Sugeng mengatakan sosok korban yang dekat dengan setiap orang itu menjadi dasar korban juga sangat dekat dengan pelaku. Bahkan korban sering menyapa pelaku dengan sebutan bunda.
"Ya dekat sekali. Makanya waktu mau ditebas, didorong ditindis badannya, dia sempat bilang 'bunda, jangan bunda'," terangnya
Baca Juga:
Polisi: Kondisi Pria Tertembak Pelaku Tawuran di Klapanunggal Bogor Kritis
Sugeng menambahkan, panggilan bunda yang dilontarkan korban ke pelaku bukannya tanpa alasan. Keduanya memang memiliki hubungan yang terbilang dekat.
"Panggilan bunda kan kita bisa tahu sendiri (kedekatan pelaku dengan korban)," bebernya.
Sementara itu, Kasat Reskrim AKP Denny Tampenawas mengungkapkan, pelaku melakukan aksi kejinya dengan memanfaatkan kedekatannya dengan korban. Korban bisa dibujuk untuk pergi bersama pelaku dengan dalih mengambil sayur di belakang rumah.
"Masih memiliki ikatan keluarga, Suaminya punya hubungan keluarga dengan keluarga korban sehingga dengan kedekatan itulah dimanfaatkan pelaku," tungkasnya.
Kronologi Pelaku Mutilasi Korban
Peristiwa pembunuhan bermula saat pelaku melihat korban bersama ibunya berada di rumah neneknya di Kecamatan Tutuyan, Boltim, Kamis (18/1) pukul 10.30 Wita. Pelaku yang melihat perhiasan milik korban kemudian merencanakan pembunuhan.
"Kemudian pelaku pergi ke rumah neneknya. Sesampainya di sana pelaku mengajak korban untuk pergi ke rumah pelaku. Saat korban di rumah pelaku, korban disuruh untuk menunggu karena pelaku akan menitipkan anak pelaku kepada perempuan Wira Mamonto yang adalah tante pelaku," ujar Sugeng kepada wartawan, Jumat (19/01/24).
Setelah menitipkan anaknya, pelaku kembali ke rumah dan mengajak korban untuk mengambil sayur. Pelaku juga sudah membawa sebilah pisau untuk menjalankan aksinya.
"Sekitar pukul 11.00 Wita, pelaku bersama korban berjalan kaki ke lorong baret, Desa Tutuyan III, Kecamatan Tutuyan, Kabupaten Boltim. Dengan membawah sebilah pisau, pelaku dan korban melewati jalan belakang," jelasnya.
Saat di perjalanan, korban mengeluh capek sehingga meminta pelaku untuk menggendongnya. Pelaku pun menuruti permintaan korban dan membawanya ke lokasi tujuan demi melancarkan niat jahatnya.
"Kemudian pelaku menggendong korban, setelah sampai di tempat kejadian pelaku menurunkan korban dan mendorongnya sampai terjatuh tertelungkup di tanah kemudian pelaku menindih korban dari atas sehingga korban sudah tidak bisa bergerak," ungkapnya.
"Kemudian pelaku menutup mulut korban dan menggorok leher korban dari arah kiri dan kanan sehingga terputus. Dan pelaku menjatuhkan kepala korban ke dalam selokan," lanjut Sugeng.
Usai membunuh korban, pelaku berdiri dan mengambil perhiasan yang dikenakan korban di tubuhnya. Selanjutnya pelaku mendorong badan korban ke selokan.
"Setelah itu pelaku berdiri dan mengambil perhiasan korban berupa, satu buah kalung, satu buah gelang, dan dua buah cincin. Setelah perhiasan emas diambil pelaku mendorong badan korban sehingga terjatuh ke dalam selokan," ungkapnya.
Pelaku kemudian membuang pisau yang digunakan untuk membunuh korban lalu kembali ke rumahnya. Di rumah, pelaku bahkan sempat mandi dan salat. Sedangkan baju yang dikenakan ditinggalkan di atas mesin cuci.
"Pisau pelaku dibuang di tempat yang tidak jauh dari TKP, pelaku langsung pulang mandi dan salat mengikuti jalan belakang. Dan baju yang digunakan pelaku diletakkan di atas mesin cuci," terang Sugeng.
Selanjutnya pelaku menuju ke rumah tantenya untuk menjemput anaknya yang masih balita. Pelaku kemudian pergi menjual perhiasan yang diambil dari korban.
"Pelaku pergi ke rumah tantenya untuk menjemput anak balitanya. Pelaku pergi bersama anaknya untuk menjual emas di Desa Tutuyan II, Kecamatan Tutuyan Kabupaten Boltim dengan menggunakan bentor," tandasnya.
[Redaktur: Sutrisno Simorangkir]