Banjir bandang ini terjadi setelah hujan lebat mengguyur wilayah Sitaro. Banjir bandang ini bercampur material tanah pada lereng bukit yang labil sehingga terbawa derasnya air hujan dari kawasan hulu.
BNPB mengimbau pemerintah daerah dan warga tetap waspada terhadap bahaya hidrometeorologi basah, khususnya di puncak musim hujan ini.
Baca Juga:
3 Negara ini Impor Gula Merah dari Sulut
"Meskipun tidak termasuk wilayah dengan potensi bahaya banjir bandang, berdasarkan analisis inaRISK, peristiwa yang terjadi ini menjadi kewaspadaan bersama," ujar Muhari.
Sebagai Informasi, berdasarkan informasi peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, periode 20-21 Februari lalu, Wilayah Sulawesi Utara berpotensi mengalami cuaca ekstrem.[jef]