WahanaNews - Sulut | Perum Bulog Kantor Wilayah Sulawesi Utara (Sulut) dan Gorontalo menyalurkan cadangan beras pemerintah (CBP) untuk penanganan bencana alam di Provinsi Sulut.
"Akibat cuaca ekstrem yang terjadi di Sulut, mengakibatkan beberapa wilayah mengalami banjir dan tanah longsor," ujar Pemimpin Wilayah Bulog Sulut dan Gorontalo, Ali Ahmad Najih Amsari di Manado, Rabu (1/2/2023).
Baca Juga:
Gunung Ruang Sulut Erupsi, Tinggi Kolom Abu Capai 3.000 Meter
Namun, katanya, bencana paling besar terjadi di Kota Manado, kemudian Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan.
"Sampai saat ini kami sudah menyalurkan CBP bencana sebanyak 120 ton di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Talaud," paparnya.
Pihaknya saat ini merencanakan menyalurkan CBP ke Kota Manado.
Baca Juga:
Pemuda di Sulut Tega Perkosa Wanita Lansia 71 Tahun
"Bulog akan segera menyalurkan CBP bencana, tapi harus ada permintaan dari pemerintah daerah," katanya.
Penggunaan beras CBP, katanya, karena terjadi bencana alam, rawan pangan, maupun bencana lainnya di suatu daerah dan harus berdasarkan permintaan dari bupati maupun wali kota.
Setiap kabupaten dan kota memiliki beras CBP 100 ton dan pemprov 200 ton berlaku selama satu tahun saja.
"Nanti tahun berikutnya kuota yang sama akan berlaku, tapi tidak kelipatan. Jadi, jika jatah beras CBP tidak digunakan di tahun ini, tahun depan nanti akan ada kuota yang sama, tapi sisa tahun ini dianggap tidak ada lagi," katanya.
Bulog akan selalu siap menyalurkan beras CBP asalkan ada permintaan dari kepala daerah.
"Kami akan secepatnya menyalurkan, apalagi jika terjadi bencana," katanya.
Diketahui, Provinsi Sulut memiliki 1.700 ton beras CBP khusus bencana alam.
Dia mengatakan, Bulog akan selalu menjaga stok beras agar tetap aman dan berupaya menstabilkan harga.
"Saat ini stok beras di gudang Bulog Sulutgo dengan ketahanan sampai panen berikutnya dan kami akan segera memasok dari daerah sentra produksi jika stok menipis," pungkasnya.[mga]