Sulut.WahanaNews.co | PT PLN (Persero) terus menggenjot program Electrifying Agriculture (EA) dengan meningkatkan layanan untuk kebutuhan listrik petani khususnya di Provinsi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar).
Di Sulawesi Selatan (Sulsel), guna memenuhi kebutuhan listrik petani di Kabupaten Bone dan Kabupaten Wajo, PLN menyediakan 29 unit Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) dan 102 kWh Meter yang tersebar di wilayah tersebut dengan total daya terpasang sebesar 380,2 kVA.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Di samping itu, total penjualan listrik dari sektor pertanian di 17 Desa Kabupaten Bone dan Kabupaten Wajo tersebut mencapai 136.040,4 kWh sampai dengan Oktober 2022.
General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Sulselrabar Moch. Andy Adchaminoerdin menjelaskan saat ini pihaknya memang tengah gencar menyasar kebutuhan pelanggan di bidang pertanian karena disamping peningkatan penjualan listrik, petani juga begitu efisien dalam operasionalnya.
"PLN optimis keberadaan listrik mampu meningkatkan produktivitas petani, kami berkomitmen untuk menjaga kualitas layanan serta keandalan pasokan listrik sehingga pelanggan dapat menjalankan usahanya dengan nyaman dan berimplifikasi pada peningkatan ekonomi," ungkap Andy, Selasa (1/11/2022).
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Wakil Bupati Bone Ambo Dalle menyampaikan jika sebelum program EA ini masuk wilayahnya, biaya produksi pertanian begitu tinggi. Namun saat ini produksi dapat berkesinambungan serta dapat memangkas biaya produksi sehingga penghasilan petani bertambah.
"Sebelumnya petani kesulitan untuk bekerja karena harus mengantre dulu untuk mendapatkan BBM, sekarang, selain lebih murah menggunakan listrik PLN, energi yang digunakan juga lebih hijau, semoga ke depannya produksi dan penghasilan petani dapat meningkat," kata Ambo.
Senada, salah seorang petani di Dusun Barang, Kelurahan Maccope, Kabupaten Bone Andi Sopianto menuturkan awalnya ia menggunakan diesel untuk penggerak pompa.
Namun setelah PLN menawarkan program listrik pertanian, dia begitu terbantu.
"Dari biaya produksi dapat menghemat sekitar 40 persen, keuntungan yang didapat saat menggunakan listrik pun juga sangat banyak dan membantu. Saya tidak perlu lagi mengantri solar dan debit airnya pun maksimal," tutupnya.[gab]