Sulut.WahanaNews.co, Manado - Kenaikan harga beras di sentra perdagangan Kota Manado belum berdampak pada inflasi di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
"Penurunan harga tomat menjadi pendorong terbesar Sulut alami deflasi 0,63 persen Februari 2024. Sementara kenaikan harga beras memberi andil sebesar 0,30 persen pada inflasi, masih lebih rendah dibandingkan tomat dan cabai rawit," kata Kabag Umum BPS Sulawesi Utara Dadan Sudarmadi, di Manado, Jumat (1/3/2024).
Baca Juga:
Pemprov Sulut Harap Penyaluran Bantuan Beras Presiden Jokowi Tepat Sasaran
Dia mengatakan komoditas pendorong deflasi yakni Tomat mengalami deflasi 0,56 persen, cabai rawit 0,47 persen, angkutan udara 0,17 persen, bawang merah 0,10 persen dan cabai merah keriting 0,05 persen.
Ia menjelaskan Februari 2024 inflasi Year on Year (y-on-y) Provinsi Sulawesi Utara sebesar 3,55 persen.
Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan sebesar 6,06 persen.
Baca Juga:
Disperindag Sulut Gelar Pasar Murah Lebaran di Sentra Penduduk Muslim
Pada Februari 2024 terjadi inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Sulawesi Utara sebesar 3,55 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,70.
Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan sebesar 6,06 persen dengan IHK sebesar 107,25 dan terendah terjadi di Kota Manado sebesar 2,33 persen dengan IHK sebesar 104,43.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 9,25 persen, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,10 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,20 persen.