Sayangnya, fenomena gerhana bulan total pada 15-16 Mei 2022 tidak dapat diamati dari Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan profesor astronomi dan astrofisika dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin.
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
"(Gerhana Bulan Total) tidak terlihat di Indonesia. Hanya wilayah Benua Amerika dan Afrika yang bisa menyaksikan," terang Thomas, seperti dilansir dari Kompas.com, Selasa (10/5/22).
"Gerhana terjadi saat di Indonesia siang hari, jadi tidak mungkin terlihat," sambungnya.
Dilansir dari Space, fase total dari gerhana bulan yang akan berlangsung beberapa hari lagi ini, sebagian besar dapat diamati di wilayah Amerika Utara, seluruh Amerika Selatan, Eropa Tengah dan Barat, serta sebagian besar Afrika kecuali bagian paling timur.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
Gerhana Bulan Total 15 Mei 2022, cenderung berwarna kemerahan disebabkan oleh pembiasan Rayleigh, yaitu pembiasan sinar Matahari secara selektif oleh atmosfer Bumi.
"GBT sering disebut blood moon karena saat gerhana total, Bulan biasanya tampak kemerahan. Bulan mendapatkan pembiasan cahaya merah oleh atmosfer Bumi," jelas Thomas.
Setelah Gerhana Bulan Mei 2022 ini terjadi, Gerhana bulan total akan kembali berlangsung pada 8 November 2022.