WahanaNews-Sulut | Gerhana bulan merupakan salah satu fenomena astronomi yang paling ditunggu, dan sayang untuk dilewatkan.
Adapun Gerhana Bulan Total (GBT) pertama di tahun ini, terjadi pada 15 hingga 16 Mei 2022 mendatang.
Baca Juga:
BMKG Imbau Warga Waspadai Pasang Laut 2,8 Meter di Balikpapan
Sebagai informasi, Gerhana bulan total adalah keadaan ketika Bulan, Bumi, dan Matahari berada pada satu garis lurus, dan Bulan masuk seluruhnya ke dalam bayangan inti atau umbra Bumi. Sehingga, tidak ada sinar Matahari yang dapat dipantulkan ke permukaan Bulan.
Kemudian, puncak dari Gerhana Bulan Total akan terjadi pada 16 Mei 2022, pukul 04.11 UT (Universal Time) atau 11.11 WIB.
Bulan diperkirakan membutuhkan waktu 3 jam, 27 menit dan 58 detik untuk melewati umbra sepenuhnya.
Baca Juga:
BMKG Aceh Perkirakan Wilayah Aceh Diguyur Hujan Lebat hingga 18 Januari 2025
Berbeda saat mengamati Gerhana Matahari, untuk mengamati Gerhana Bulan tidak diperlukan pengamanan khusus seperti kacamata.
Anda dapat melihatnya dengan mata telanjang, maupun memakai teropong atau teleskop agar bisa mengamati lebih jauh.
Lalu, apakah gerhana bulan total dapat dilihat dari Indonesia?
Sayangnya, fenomena gerhana bulan total pada 15-16 Mei 2022 tidak dapat diamati dari Indonesia.
Hal tersebut diungkapkan profesor astronomi dan astrofisika dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Thomas Djamaluddin.
"(Gerhana Bulan Total) tidak terlihat di Indonesia. Hanya wilayah Benua Amerika dan Afrika yang bisa menyaksikan," terang Thomas, seperti dilansir dari Kompas.com, Selasa (10/5/22).
"Gerhana terjadi saat di Indonesia siang hari, jadi tidak mungkin terlihat," sambungnya.
Dilansir dari Space, fase total dari gerhana bulan yang akan berlangsung beberapa hari lagi ini, sebagian besar dapat diamati di wilayah Amerika Utara, seluruh Amerika Selatan, Eropa Tengah dan Barat, serta sebagian besar Afrika kecuali bagian paling timur.
Gerhana Bulan Total 15 Mei 2022, cenderung berwarna kemerahan disebabkan oleh pembiasan Rayleigh, yaitu pembiasan sinar Matahari secara selektif oleh atmosfer Bumi.
"GBT sering disebut blood moon karena saat gerhana total, Bulan biasanya tampak kemerahan. Bulan mendapatkan pembiasan cahaya merah oleh atmosfer Bumi," jelas Thomas.
Setelah Gerhana Bulan Mei 2022 ini terjadi, Gerhana bulan total akan kembali berlangsung pada 8 November 2022.
Gerhana bulan tersebut mencapai puncaknya pada pukul 10.59 UT atau 18.59 WIB. Fenomena astronomis pada bulan November mendatang ini, dapat disaksikan di lebih banyak tempat di dunia.
Di antaranya adalah Benua Amerika, Islandia, Norwegia bagian Utara, Swedia bagian Utara, Finlandia, Rusia, Iran, Oman, Asia Tengah, Asia Selatan, Asia Timur, Asia Tenggara, Australia, Selandia Baru dan Oseania.
“Gerhana ini dapat disaksikan di Indonesia,” tutur Peneliti PR Antariksa dan Pranata Humas Kawasan Bandung-Garut, Andi Pangerang Hasanuddin dan C. Widianingrum.
Kendati bisa teramati di Indonesia, tidak semua wilayah atau daerah akan bisa menyaksikan fase-fase fenomena Gerhana Bulan Total tersebut dari awal-puncak sampai akhir gerhana.[jef]