WahanaNews-Sulut | Belakangan ini cuaca panas terasa di sejumlah wilayah Indonesai. Suhu selama periode 1-7 Mei lalu dilaporkan BMKG berkisar antara 33 - 36,1 ° Celcius.
Lantas, apa penyebabnya? benarkah soal kabar yang mengatakan akibat adanya gelombang panas?
Baca Juga:
BMKG Hang Nadim: Kota Batam Berpotensi Hujan Sepanjang Hari Ini
Berikut penjelasan dari Badan Meteorologi,Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto menjelaskan, karena posisi semu matahari saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator yang mengindikasikan bahwa sebagian wilayah Indonesia akan mulai memasuki musim kemarau.
Dimana tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujan akan sangat berkurang, sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi.
Baca Juga:
Hingga 25 November: Prediksi BMKG Daerah Ini Berpotensi Cuaca Ekstrem
Dominasi cuaca yang cerah dan tingkat awan yang rendah tersebut dapat mengoptimalkan penerimaan sinar matahari di permukaan Bumi, sehingga menyebabkan kondisi suhu yang dirasakan oleh masyarakat menjadi cukup terik pada siang hari.
Soal kabar yang beredar terkait suhu terik di Tanah Air akibat gelombang panas, Guswanto membantahnya.
Karena, menurut World Meteorological Organization (WMO), gelombang panas atau dikenal dengan "Heat Wave" merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan selama lima hari atau lebih secara berturut-turut, di mana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5 derajat Celcius atau lebih.
"Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas/terik dalam skala variabilitas harian," terang Guswanto, Senin (9/5/2022).
BMKG mencatat suhu maksimum terukur selama periode 1-7 Mei 2022 berkisar antara 33-36,1 derajat Celcius, dengan suhu maksimum tertinggi hingga 36,1 derajat Celcius terjadi di wilayah Tangerang-Banten dan Kalimarau-Kalimantan Utara.
Suhu maksimum tertinggi di Indonesia pada bulan April selama 4-5 tahun terakhir sekitar 38,8 derajat Celcius di Palembang pada tahun 2019, sedangkan di bulan Mei sekitar 38,8 derajat Celcius di Temindung Samarinda pada tahun 2018, kata Guswanto.
Waspada Suhu Panas hingga Pertengahan Mei
Guswanto juga menyebut, kondisi suhu terik di wilayah Indonesia harus diwaspadai hingga pertengahan Mei.
"Kewaspadaan kondisi suhu panas terik pada siang hari masih harus diwaspadai hingga pertengahan Mei,” kata Guswanto dalam keterangannya, Senin (9/5/2022).
Menyikapi kondisi cuaca di Tanah Air yang cukup terik, Guswanto mengimbau agar masyarakat mencukupi kebutuhan cairan tubuhnya, terutama bagi mereka yang beraktivitas di luar ruangan.
Terlebih saat ini yang tengah melakukan mudik atau arus balik Lebaran. Dia mengimbau agar stamina tubuh terus terjaga dalam perjalanan.
"Juga kepada warga yang akan melaksanakan perjalanan mudik atau mudik balik supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya," pungkasnya.[jef]