WahanaNews-Sulut | Masyarakat Sulawesi Utara (Sulut) terus menjaga toleransi beragama, potret toleransi beragama terlihat pada perayaan malam takbiran di Kota Manado.
Dimana saat perayaan malam kemenangan (takbiran) turut dihadiri seorang pendeta.
Baca Juga:
Wali Kota Depok Idris kepada Paskibraka 2024: Komitmen, Integritas, Loyalitas, Dedikasi, dan Toleransi
Pantauan wartawan di halaman Masjid Besar Iftahul Jannah Boulevard, Jalan Piere Tendean Manado pada Minggu (1/5/2022), terlihat seorang pendeta bernama Hanny Pantow turut duduk bersama tokoh-tokoh Muslim di atas panggung takbiran akbar.
Tampak di sekitar panggung terdapat beberapa tenda kecil ikut dipasang di halaman masjid. Kondisinya penuh sehingga beberapa jemaah memilih duduk melantai di badan jalan.
Kapolda Sulut, Irjen Mulyatno juga ikut hadir dalam kegiatan tersebut. Mulyanto ikut memuji kehidupan masyarakat yang sangat toleran ini.
Baca Juga:
Kubu Raya Raih Opini WTP dari BPK Kalbar untuk Kesepuluh Kali Berturut-turut
"Ini merupakan titik temu persetujuan dari bangsa bangsa yang majemuk, karena pada saat Nusantara kita belum menjadi bangsa yang kemudian disatukan persetujuan adalah Pancasila," kata Irjen Mulyatno.
Salah satu tokoh Muslim Sulut, Djafar Alkatiri mengaku kagum dengan kehidupan umat beragama di Sulut. Menurutnya, inilah potret kehidupan yang toleran.
"Hari ini ada pendeta yang hadir, inilah Sulawesi Utara, inilah Manado. Inilah kebersamaan kita, betul dilakukan dengan semangat kerukunan dari semua agama," katanya.
Dia berharap dengan takbiran ini bisa membawa berkah bagi semua umat beragama. Termasuk kehidupan yang toleran di Indonesia.
"Takbiran juga mencerminkan rasa kasih sayang. Takbiran juga saling mendoakan, semoga Idul Fitri jalan dengan baik," kata dia.
Sementara itu, Pendeta Hanny Pantow yang hadir dalam takbiran akbar ini mengatakan kehadirannya untuk memberi gambaran toleransi di Sulut.
"Saya bisa ada di sini, bisa orang bilang aneh. Karena ini acara yang luar biasa. Tapi itulah gambaran Sulut, lebih khusus Manado," kata dia.
"Apalagi saya pendeta kemudian bicara, ada yang ok, ada yang tidak. Tetapi sangat sejuk, di salawat tadi sebut Pancasila," imbuhnya.[jef]