WahanaNews-Sulut | Pada masa Orde Baru Pemerintahan Presiden Soeharto, nama Hoegeng Iman Santoso atau biasa dipanggil Hoegeng cukup terkenal.
Hoegeng merupakan Kapolri ke-5 pada masa itu. Semasa hidupnya, ia terkenal akan komitmen yang selalu ia terapkan yaitu untuk selalu jujur, disiplin dan sederhana.
Baca Juga:
3 Negara ini Impor Gula Merah dari Sulut
Tak hanya menjadi Kapolri, ia juga sempat menjadi Menteri Iuran Negara dan Kepala Jawatan Imigrasi Indonesia.
Selama ia menjadi salah satu jabatan penting di negeri ini ia tetap menerapkan komitmennya.
Mungkin sudah tak asing jika mendengar Hoegeng selalu menolak segala pemberian yang diberikan seseorang terkait jabatannya.
Baca Juga:
Bejat! Ayah di Minahasa Tega Perkosa Anak Kandung dan Anak Tirinya
Selain itu Hoegeng juga memiliki bakat melukis. Ia terkenal sebagai seniman dengan aliran naturalis.
Dimana pada awalnya ia sering membuat karikatur namun berganti objek menjadi pemandangan kemudian bunga.
Bakat melukis Hoegeng ternyata ia turunkan kepada anak sulungnya, Reni yang juga memiliki bakat melukis yang kemudian ia menjadi salah satu mahasiswi Institut Pertanian Bogor (IPB).
Entah sudah berapa banyak karya lukisan yang dihasilkan oleh Hoegeng, yang pada awalnya ia tidak berniat menjual lukisan tersebut.
Pernah sekali rekan Dharto, Totok Soesilo, mendengar Hoegeng suka melukis dan berniat untuk membeli lukisan tersebut.
Totok lalu meminta tolong Dharto, yang merupakan salah satu koleganya, untuk menanyakan perihal lukisan yang akan dijual. Akan tetapi ternyata Hoegeng menolak lukisannya dibeli.
"Mas Dharto, maaf Hoegeng tidak menjual lukisannya kepada siapapun," ucap Hoegeng, dikutip dalam buku 'Hoegeng Polisi dan Menteri'.
Namun, belakangan setelah Hoegeng pensiun dari Kapolri, beberapa lukisan Hoegeng kabarnya dijual untuk menopang hidupnya.
Hingga kini, tak hanya sejumlah lukisan yang masih ada, tetapi karikaturnya juga tersimpan rapi di Hoegeng Gallery.
Hoegeng Galery semacam tempat pameran yang didirikan berpatungan oleh anaknya. [jef]