WahanaNews-Sulut | Jenderal tempur Rusia, Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov dikabarkan gugur di medan perang saat melawan Ukrania.
Mayor Jenderal Vitaly Gerasimov dilaporkan gugur dalam pertempuran di dekat kota terbesar kedua di Ukraina, Kharkiv, Senin (7/3/22).
Baca Juga:
3 Negara ini Impor Gula Merah dari Sulut
Klaim tersebut disampaikan Kepala Direktorat Intelijen Kementerian Pertahanan Ukraina dalam sebuah pernyataan bahwa Mayor Gerasimov tewas pada hari Senin, (7/3/22) bersama dengan beberapa perwira senior angkatan darat Rusia lainnya.
“Selama pertempuran di dekat Kharkiv, Vitaly Gerasimov, seorang pemimpin militer Rusia, mayor jenderal, kepala staf dan wakil komandan pertama Angkatan Darat ke-41 Distrik Militer Pusat Rusia, terbunuh."
"Sejumlah perwira senior militer Rusia juga tewas dan terluka."
Baca Juga:
Bejat! Ayah di Minahasa Tega Perkosa Anak Kandung dan Anak Tirinya
Hingga kini, sudah sembilan orang komandan militer Vladimir Putin telah tewas dalam invasi Rusia ke Ukraina.
Kremlin belum memberikan komentar, terkait dengan laporan tewasnya Jenderal tempur Rusia tersebut.
Gerasimov merupakan wakil komandan pertama tentara ke-41 Rusia, Dia adalah jenderal kedua Putin yang gugur dalam invasi tersebut setelah Mayor Jenderal Andrei Sukhovetsky yang dilumpuhkan oleh sniper Ukraina.
Menurut laporan The Sun Online, Gerasimov telah dianugerahi medali karena "menaklukkan" provinsi Krimea yang disengketakan pada tahun 2014.
Dia juga menerima medali setelah memimpin pasukan di Suriah dan melalui perang Chechnya kedua.
Ukraina mengaku bahwa pasukannya telah menewaskan lebih dari 12.000 tentara Rusia sejak dimulainya invasi mematikan pada 24 Februari, sementara Moskow sejauh ini mengkonfirmasi hanya sekitar 500 korban tewas.
Tidak ada pihak yang mengungkapkan kerugian Ukraina.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy telah berbicara kepada anggota parlemen tentang invasi Rusia. Sementara Boris Johnson terus mendorong para pemimpin Barat untuk menghukum Rusia atas invasi tersebut.
Zelenskyy menerima tepuk tangan meriah di House of Commons setelah Ketua Lindsay Hoyle menyetujui permintaan untuk "alamat bersejarah".[jef]