Kepala BKSDA Sulawesi Utara, Askhari Dg. Masikki menambahkan bahwa permasalahan utama menurunnya populasi burung maleo karena tidak bisa bertelur di sembarang tempat.
Predator utamanya seperti biawak yang kerap mengincar telur dan anakan yang baru menetas, oleh karena itu pembangunan fasilitas penetasan telur sangat dibutuhkan.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
"Ini akan menjadi sinergi berkesinambungan antara BKSDA Sulawesi Utara dengan PLN. Melalui kolaborasi ini kami berharap dapat menjadikan Kota Bitung sebagai salah satu icon pelestarian burung maleo di Tanah Air," ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, General Manager PLN Unit Induk Pembangkitan dan Penyaluran Sulawesi, Jarot Setyawan menyampaikan bahwa PLN akan senantiasa mendukung program kelestarian lingkungan melalui TJSL-nya.
Keberhasilan program pelestarian burung maleo ini menjadi salah satu program yang memberikan manfaat dan dampak bagi keberlangsungan ekosistem hijau di Sulawesi Utara.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
"Ini adalah bentuk sinergi yang baik antara PLN, KPHK Tangkoko, dan juga BKSDA Sulawesi Utara dalam upaya melestarikan satwa dan lingkungan hidup sebagai warisan anak cucu kita di masa mendatang,” terangnya.
Upaya ini juga, kata dia, sejalan dengan komitmen PLN dalam menerapkan prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) dalam menjaga kelestarian lingkungan secara berkesinambungan.
“Semoga program ini bisa menginspirasi dan mendorong kepedulian kita semua terhadap kelestarian lingkungan,“ pungkas Jarot.[mga]