WahanaNews-Sulut | Prosesi penyatuan tanah dan air yang dibawa 34 Gubernur mewakili seluruh provinsi di Indonesia ke dalam satu kendi di Ibu Kota Negara (IKN) telah selesai dilaksanakan.
Masing-masing Gubernur yang menyerahkan tanah dan air pada saat prosesi itu, mengaku memiliki makna tersendiri.
Baca Juga:
3 Negara ini Impor Gula Merah dari Sulut
Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Olly Dondokambey mengambil tanah dari lokasi cagar budaya Watu Pinawetengan, Minahasa, dan air dari sumber mata air di kaki gunung Klabat, Minahasa Utara.
"Air diambil dari sumber mata air Malimbukan Desa Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara, dimana sumber mata air ini berada di kaki gunung Klabat, Sulawesi Utara," ungkap Kadis Kominfo Sulut, Steven Liow, Minggu (13/3/2022).
Liow menjelaskan, sumber mata air tersebut memberikan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan masyarakat Sulawesi Utara.
Baca Juga:
Bejat! Ayah di Minahasa Tega Perkosa Anak Kandung dan Anak Tirinya
Karena manfaatnya kata dia, selain digunakan sebagai sumber air bersih, sumber air ini pun mengaliri ke lahan pertanian masyarakat maupun untuk budidaya perikanan.
"Pada saat purnama, sumber mata air ini terasa hangat dan diyakini memberi kehangatan bagi masyarakat yang menggunakannya pada malam hari," kata dia.
Untuk tanah, diambil dari tanah yang berlokasi di cagar budaya Watu Pinawetengan. Tempat tersebut merupakan awal mula peradaban Suku Minahasa yang diketahui sebagai suku terbesar di Provinsi Sulawesi Utara.
Dijelaskan Liow, Watu Pinawetengan dahulu digunakan oleh para leluhur sebagai tempat pertemuan dan musyawarah untuk menentukan sesuatu.
"Musyawarah terpenting yang pertama kali dilakukan di Watu Pinawetengan sekitar 1.000 SM adalah pembicaraan mengenai pembagian wilayah yang akhirnya menghasilkan 9 sub etnis Minahasa, dimana setiap sub etnis memiliki bahasa dan wilayah masing-masing dan pembagian wilayah tersebut digoreskan pada batu yang disebut Watu Pinawetengan," jelas dia.
Namun demikian, walaupun telah dibagi dari 9 sub etnis, tetapi dapat diikat dalam satu kearifan lokal yang disebut Minaesa atau menjadi satu.
"Dimana ini juga yang melatarbelakangi penyebutan Kabupaten Minahasa yang merupakan Kabupaten tertua di Provinsi Sulawesi Utara," pungkasnya.[jef]