WahanaNews-Likupang | Air terjun Tunan di Desa Talawaan, Kecamatan Talawaan dulunya menjadi maskot pariwisata Minahasa Utara.
Objek wisata ini tak jauh dari bandara Sam Ratulangi.
Baca Juga:
Hancur Lebur, Kota di Israel Seperti Gaza Usai Dibombardir Iran
Hanya 15 menit perjalanan melewati jalan Manado - Talawaan, memasuki daerah perkebunan yang rindang di Desa Talawaan.
Keindahannya memang mencolok.
Air meluncur dari ketinggian puluhan meter bak naga meliuk, jatuh dan berubah menjadi buih.
Baca Juga:
Perang AI China vs AS Memanas, Baidu Luncurkan Model yang Bisa Hancurkan Harga
Buih itu lantas menjadi kabut yang menutupi tempat itu.
Di waktu - waktu tertentu, ada pelangi yang tercipta dari gradasi air yang lebat di sana.
Kolam tempat jatuhnya bisa dipakai mandi. Airnya dingin dan segar.
Lokasi itu dilingkari pepohonan rimbun, membuat kesan liar, seolah olah alam belum tersentuh oleh peradaban.
Ada gazebo tempat bersantai bagi yang ingin menonton secara apik objek wisata itu dan tempat berfoto di sampingnya.
Pemandangan indah ditemui sepanjang jalan masuk ke air terjun itu. Ada pohon - pohon, sungai kecil serta taman.
Sinar matahari tak tembus, membuat suasana sejuk.
Tak ketinggalan lokasi kuliner dengan jajanan makanan khas Manado.
Infrastruktur di sana cukup lengkap.
Ada jalan masuk yang tertata baik. Gerbang masuk, tempat ganti hingga tempat parkir kendaraan.
Andreas seorang warga mengatakan, objek wisata itu masih seindah dulu.
Covid-19 membuatnya hampir setahun tak berkunjung ke sana.
"Saya datang baru kemarin dan objek wisata ini tetap indah," ujar dia.
Bupati Minut, Joune Ganda sempat berkunjung ke sana beberapa waktu lalu. Ia terpukau dengan air terjun tersebut.
"Ini bisa dikembangkan jadi objek wisata penunjang Likupang," bebernya. [rda]