WahanaNews-Likupang | Pesawat listrik pertama di dunia sedang disiapkan dan dikembangkan di Israel. Seperti apa ya?
Diberitakan CNN, Kamis (3/2/2022) proyek pesawat listrik pertama ini bernama Alice, dikembangkan oleh perusahaan Israel, Eviation. Pesawat ini menjalani pengujian mesin minggu lalu di Bandara Arlington Municipal di utara Seattle.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
Menurut CEO Eviation Omer Bar-Yohay, Alice tidak akan lama lai menuju penerbangan pertamanya.
Dengan teknologi baterai yang mirip dengan mobil listrik atau ponsel dan pengisian 30 menit, Alice mampu terbang selama satu jam dan membawa sembilan penumpang.
Pesawat ini memiliki kecepatan jelajah maksimum 250 kts atau 287 mil per jam.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
Sebagai referensi, Boeing 737 memiliki kecepatan jelajah maksimal 588 mil per jam.
Perusahaan yang berfokus secara eksklusif pada perjalanan udara listrik, berharap bahwa pesawat listrik yang mampu memuat 20 hingga 40 penumpang akan menjadi kenyataan dalam tujuh hingga 10 tahun.
Awalnya perusahaan menargetkan Alice untuk terbang sebelum 2022.
Namun karena kondisi cuaca buruk di Pacific Northwest pada akhir tahun menghambat pengujian.
Eviation telah mengembangkan tiga versi prototipe, yakni varian komuter, versi eksekutif, dan satu khusus untuk kargo.
Konfigurasi komuter dalam pengujian menampung sembilan penumpang dan dua pilot, serta 850 pon kargo.
Desain eksekutif memiliki enam kursi penumpang untuk penerbangan yang lebih luas, dan pesawat kargo menampung 450 kaki kubik volume.
Sepertinya kendaraan bertenaga listrik akan menjadi harapan baru di masa depan dan banyak pihak telah menyadari ini.
NASA telah menggelontorkan USD 253 juta pada September 2021 kepada GE Aviation dan magniX untuk membawa teknologi tersebut ke armada AS pada 2035.
Juga Boeing menginvestasikan YS$ 450 juta di Wisk Aero, perusahaan yang membangun pesawat penumpang serba listrik, otonom. Serta Airbus telah mengerjakan upaya penerbangan listriknya.
Tapi ada beberapa masalah menurut pakar industri pada penerbangan dengan listrik. Yaitu masalah baterai.
"Kendalanya adalah teknologi baterai seperti pada mobil, tetapi lebih pada pesawat terbang. Ini karena dengan pesawat terbang, yang menjadi perhatian adalah bobotnya. Begitu kami memiliki teknologi baterai yang lebih baik, yang saya duga dalam dua atau tiga tahun, saat itulah semua pesawat listrik ini akhirnya akan datang," " kata CEO Aero Consulting Experts Ross Aimer.
Saat ini, 12 Alice telah dipesan oleh perusahaan pelayaran internasional DHL dan ditargetkan akan dikirimkan pada tahun 2024.
Pesawat-pesawat ini, dari armada global DHL Express yang berjumlah lebih dari 280 pesawat, akan digunakan sebagai pengangkut kargo yang melakukan perjalanan jarak pendek.
"Aspirasi kami adalah untuk memberikan kontribusi substansial dalam mengurangi jejak karbon kami dan kemajuan dalam armada dan teknologi ini akan sangat membantu dalam mencapai pengurangan karbon lebih lanjut," kata Mike Parra, CEO DHL Express America.
Armada Alices yang diusulkan CapeAir diharapkan mulai beroperasi pada tahun 2023 pada rute yang menghubungkan Boston, Martha's Vineyard, Nantucket dan Hyannis. [rda]