WahanaNews-Likupang | Catnip (Nepeta cataria dan spesies Nepeta lainnya) merupakan tumbuhan anggota dari keluarga mint yang mengandung minyak atsiri, sterol, asam dan tanin.
Banyak pemilik kucing yang menggunakan catnip sebagai pemberi kesenangan pada hewan peliharaannya.
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
Kucing sangat sensitif terhadap minyak atsiri yang ditemukan di batang dan daun tanaman catnip.
Ketika kucing mencium bau catnip, mereka menunjukkan beberapa perilaku seperti kucing betina yang sedang berahi.
Kucing mungkin menggosok kepala dan tubuh mereka, melompat, berguling-guling, bersuara, dan mengeluarkan air liur.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
Respons ini berlangsung sekitar 10 menit, setelah itu kucing menjadi kebal sementara terhadap efek catnip selama kira-kira 30 menit. Respons terhadap catnip bersifat turun-temurun, yakni sekitar 70 hingga 80 persen kucing menunjukkan perilaku yang aktif setelah mencium catnip.
Namun, catnip tidak mempengaruhi anak kucing sampai mereka berusia sekitar enam bulan dan mulai mencapai kematangan seksual.
Kenapa kucing sangat suka catnip?
Dilansir dari BBC Science Focus Magazine, para peneliti menemukan bahwa kucing telah berevolusi untuk menyukai catnip karena dapat melindungi mereka dari nyamuk dan kemungkinan serangan parasit lainnya.
Para peneliti mencoba mengisolasi senyawa catnip, nepetalactone dan nepetalactol, dan mengukur respons biologis kucing terhadapnya.
Setelah memberi kucing pilihan kertas yang direndam nepetalactol untuk digosok, para ilmuwan melepaskan nyamuk ke lingkungan dan menghitung jumlah nyamuk yang mendarat di kucing.
Hasil pengamatan ilmuwan menunjukkan, kucing yang tidak menggosokkan diri pada kertas basah lebih mungkin diserang nyamuk.
Peneliti melihat bahwa sistem opioid, yang mengatur perasaan penghargaan, seperti kebahagiaan yang intens, diaktifkan ketika kucing merespons catnip.
Sementara para peneliti berharap untuk menganalisis lebih lanjut interaksi ini, mereka pada dasarnya membuktikan adanya sistem biologis yang mendukung perilaku positif kucing terhadap catnip.
Bagaimana catnip bekerja terhadap kucing?
Dilansir dari Scientific American, saat kucing mencium catnip, nepetalactone, salah satu minyak atsiri catnip, memasuki jaringan hidung kucing, di mana diyakini mengikat reseptor protein yang merangsang neuron sensorik.
Sel-sel ini, pada gilirannya, memprovokasi respons neuron di bulbus olfaktorius, yang diproyeksikan ke beberapa daerah otak termasuk amigdala, dua kelompok neuron di otak tengah yang memediasi respons emosional terhadap rangsangan, dan hipotalamus, "kelenjar utama" otak yang berperan dalam mengatur segala sesuatu mulai dari rasa lapar hingga emosi.
Amigdala mengintegrasikan aliran informasi dari sel bulbus olfaktorius dan memproyeksikan ke area yang mengatur respons perilaku.
Hipotalamus mengatur respons neuroendokrin melalui kelenjar pituitari dan menciptakan "respons seksual."
Dengan demikian, kucing pada dasarnya bereaksi terhadap feromon buatan.
Meski kucing bereaksi "tinggi" terhadap catnip, ini dianggap tidak membuat ketagihan dan tidak berbahaya bagi kucing.
Otak manusia secara fisiologis berbeda dari otak kucing dan manusia tidak bereaksi yang sama terhadap catnip.
Namun, manusia juga memanfaatkan catnip sebagai obat penenang yang ringan dalam bentuk teh herbal.
Di kalangan pengobatan alternatif, catnip umumnya disarankan oleh ahli herbal untuk mengurangi sakit kepala migrain, meredakan kram, gangguan pencernaan, insomnia, kecemasan dan anoreksia, serta mengurangi pembengkakan yang terkait dengan radang sendi dan cedera jaringan lunak. [rda]