WahanaNews-Likupang | Kepergian Grace Karundeng, Mahasiswi asal Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara mengisahkan duka yang mendalam bagi keluarga.
Mahasiswi cantik asal Minahasa Utara tersebut ditemukan tewas di Basement, Richmond Hill, Ontario Kanada, masih misterius.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
Hingga kini belum diketahui penyebab kematian alumni Manado Independent School (MIS) tersebut.
Polisi setempat masih melakukan penyelidikan.
Dikabarkan Grace Karundeng sedang belajar di Humber College. Sang kakak, Christine juga berada di sana.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
Minggu (9/1/2021), ucapan duka, simpati dan belasungkawa mengalir di media sosial Facebook.
Banyak yang mengenal sosok Grace Karundeng sebagai siswi cerdas saat masih menjadi pelajar di Manado Independent School (MIS).
Selain itu, Grace Karundeng yang masuk kelas Jurnalistik, disebut sosok disiplin dan cepat belajar.
Ada juga yang menyebut gadis yang jago bahasa Inggris tersebut adalah sosok yang baik dan dengar-dengaran.
Berikut ini fakta-fakta terkait Grace Karundeng:
Penyebab meninggalnya Grace Karundeng
Penyebab meninggalnya Grace Karundeng (18), mahasiswi cantik asal Minahasa Utara yang ditemukan tewas di Basement, Richmond Hill, Ontario Kanada, masih misterius.
Pihak keluarga mengaku belum mengetahui penyebab kematian Grace.
"Kami belum tahu penyebabnya," kata Tessie Karundeng, ibunda dari Grace Karundeng (18).
Ia tak mau berspekulasi dengan penyebab kematian putrinya. Ia menyerahkan pada aparat berwajib.
"Kami terus berkonsultasi dengan pihak konsulat," katanya.
Tessie ingin jenazah anaknya dibawa ke Indonesia. Proses pemulangan sedang diupayakan.
"Bisa tiga hingga tujuh hari," katanya.
Dia mengaku sangat terpukul dengan peristiwa kematian putrinya.
"Sebagai orang tua saya sangat terpukul. Ini pergumulan yang sangat berat untuk kami lalui, saya berdoa agar Tuhan kuatkan kami," kata dia sambil meneteskan air mata Minggu (9/1/2022) di rumah duka Kelurahan Airmadidi, Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara, provinsi Sulawesi Utara.
Anak yang sangat baik
Menurut penuturan ibunya bahwa almarhumah merupakan anak yang sangat baik.
Ia penurut serta sangat kreatif. "Dia membuat sebuah video jurnalisme berbagai bangsa. Ia menyampaikan narasi berbagai bahasa dengan pakaian dari bangsa itu," katanya.
Ia mengatakan, Grace belajar ke luar negeri karena terobsesi kakaknya yang belajar di sana.
Ia mengambil kuliah manajemen dan baru satu semester. "Rencananya ia segera ujian semester," katanya.
Kepergian Grace, sebut dia, membawa duka, bukan hanya bagi keluarga tapi juga warga. Ia bercerita, para pemuda di dua gereja meneteskan airmata kala mengetahui Grace meninggal.
"Warga dan pemuda sekitar berbondong bondong membuat sabuah," bebernya.
Untuk kepulangan jenazah, ia masih berkonsultasi dengan konsulat Indonesia di Kanada. Waktu pengurusan berkas memakan waktu 3 hingga 7 hari.
"Kemungkinan jenazahnya tiba di sini hari kesepuluh," katanya.
Rumah orang tua Grace Karundeng di Kelurahan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara, provinsi Sulawesi Utara, didatangi pelayat, Minggu (9/1/2021).
Grace adalah mahasiswi cantik asal Minahasa Utara yang ditemukan tewas di Basement, Richmond Hill, Ontario Kanada. Para pelayat menghibur kedua orang tua Grace yakni Audy dan Tessie.
Seorang pelayat peluk Tessie sambil menangis. Pelayat lainnya menguatkan Tessie dengan memberikan kata kata penghiburan dan kutipan ayat Alkitab.
Audy dan Tessie terlihat shock. Meski demikian keduanya coba menguatkan diri.
Di salah satu pojok rumah terdapat meja dengan foto Grace. Sebuah lilin dipasang depan foto itu.
Di luar, tenda didirikan. Warga dan jemaat Gereja Advent bahu membahu bangun tenda.
Kabar duka itu diterima keluarga tadi pagi.
Pernah Buat Karya Jurnalistik Spektakuler
Vijay Kolabathulla, Kepala Sekolah Manado Independent School (MIS) mengaku shock dengan kabar kematian Grace Karundeng, salah satu lulusan sekolah tersebut.
Grace ditemukan tewas di Basement, Richmond Hill, Ontario, Canada.
"Sewaktu dengar kabar itu saya tak percaya, perlu waktu bagi saya untuk menerima bahwa semua itu nyata," kata pria berkebangsaan India itu.
Sebut dia, Grace Karundeng adalah salah satu siswa yang ia kenal karena cerdas serta berperilaku baik.
Ia ingat, Grace sempat membuat video tugas jurnalisme yang membuatnya terpukau.
"Ia membuat narasi jurnalisme berbagai bahasa dengan pakaian dari negara berbeda," kata dia.
Dikatakannya, pihak sekolah memberikan penghiburan kepada keluarga.
Mereka pun berharap pihak konsulat Indonesia di Canada akan mempercepat kedatangan jenazah Grace ke Indonesia.
Isi Percakapan Terakhir Grace Karundeng dan Ibunya
"Mama Gode, Mama is Very Fat".
Itu kata - kata terakhir Grace Karundeng, mahasiswi cantik asal Minut ditemukan tewas di Basement Richmond Hill, Ontario, Canada, kepada sang ibu Tessie Karundeng - Sanchez.
Percakapan tersebut terjadi Rabu siang.
"Keduanya hubungi saya, menyanyi dan bercanda, mereka katakan mama gode" kata Tessie di rumah duka Kelurahan Airmadidi, Kecamatan Airmadidi, Kabupaten Minahasa Utara, provinsi Sulawesi Utara. Beber Grace, ia dan kedua anaknya yang sekolah di Canada setiap hari saling kirim pesan.
Keduanya tak pernah bosan mengirim pesan berisi cinta dan kerinduan.
"Mereka biasa katakan i love you mam," katanya. Grace berangkat ke Canada pada Agustus lalu.
Ia ingat, sebelum berangkat, keduanya saling berpelukan lama. Kabar kematian Grace diterima dari kakak Grace yang bernama Christine. Christine menelepon sang ayah.
"Dia telepon sambil menangis," kata dia.
Bebernya Grace tinggal bersama Christine. Saat kejadian itu, Christine bangun dan mendapati adiknya sudah tidak ada. Sebut dia, sang kakak sangat terpukul. Ia terus menguatkan Christine.
"Dia ingin pulang bersama jasad adiknya. Saya katakan kalau demikian kamu harus kuat," katanya.
Perihal Kepulangan Jenazah ke Tanah Air
Beber dia, pihaknya tengah berkonsultasi dengan konsulat Indonesia di Canada untuk kepulangan jenazah Grace.
"Kami perkirakan pengurusan berkasnya memakan waktu 3 hingga 7 hari," kata dia. Ia mengaku sangat terpukul dengan peristiwa kematian putrinya.
"Sebagai orang tua saya sangat terpukul. Ini pergumulan yang sangat berat untuk kami lalui, saya berdoa agar Tuhan kuatkan kami," kata dia sambil meneteskan air mata.
Dirinya belum tahu penyebab tewasnya sang anak.
Sebut dia, Grace adalah anak yang sangat baik.
Ia penurut serta sangat kreatif.
"Dia membuat sebuah video jurnalisme berbagai bangsa.
Ia menyampaikan narasi berbagai bahasa dengan pakaian dari bangsa itu," katanya.
Ia mengatakan, Grace belajar ke luar negeri karena terobsesi kakaknya yang belajar di sana.
Ia mengambil kuliah manajemen dan baru satu semester. "Rencananya ia segera ujian semester," katanya.
Kepergian Grace, sebut dia, membawa duka, bukan hanya bagi keluarga tapi juga warga. Ia bercerita, para pemuda di dua gereja meneteskan airmata kala mengetahui Grace meninggal.
"Warga dan pemuda sekitar berbondong bondong membuat sabuah," bebernya. [rda]