WahanaNews-Likupang | PLN Unit Pengendalian Pembangkitan (UPDK) Minahasa mendukung program Go Green, Energi Baru Terbarukan (EBT) pada pembangkit listrik batubara.
Setelah co-firing menggunakan biomassa sawdust, serbuk kayu limbah industri rumah panggung berhasil, PLN UPDK Minahasa menyasar varian biomassa lainnya untuk bahan co-firing di PLTU Amurang, Minsel.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Teranyar, PLN UPDK Minahasa melihat pelepah kelapa sebagai potensi yang menjanjikan karena ketersediaan pohon kelapa yang sangat melimpah.
"Pelepah kelapa di Sulawesi Utara masih dikategorikan non komoditas, bahkan dianggap sampah tidak dapat digunakan," kata Manajer PLN UPDK Minahasa, Andreas Arthur Napitupulu di PLTU Amurang, Selasa (25/04/2022).
Berdasarkan kondisi tersebut pihaknya berupaya untuk menggunakan potensi biomassa ini sebagai bahan baku biomassa alternatif selain sawdust.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
PLN telah melakukan penelitian dan hasilnya, mendapatkan nilai kalor biomassa pelepah kelapa yang masih dapat digunakan yakni 3.454 kcal/kg.
Nilai kalor ini masih di bawah dari nilai kalor batubara rata-rata yakni 4.100 kcal/kg namun kondisi ini masih dapat ditanggulangi dengan proses pengeringan di site untuk meningkatkan kalor dari biomassa tersebut.
Selain itu faktor ketersediaan yang melimpah membuat pelepah kelapa ini menjadi salah satu alternatif dalam menjaga kelangsungan co-firing PLTU Amurang.
Hal tersebut dapat dilihat dari ketersediaan bahan baku yang sangat melimpah di Sulut.
"Kondisi ini dapat menjawab permasalahan kami dalam memenuhi pasokan biomassa yang dibutuhkan dalam operasional PLTU Amurang," ujar Andreas.
Katanya, pelepah kelapa juga telah melewati proses ujicoba pada 23 Maret 2022 dan saat ini proses penelitian lebih lanjut oleh TIM PLN Puslitbang.
Diharapkan hasil uji tersebut aman dan dapat dilangsungkan operasi komersil di PLTU Amurang pada beberapa bulan ke depan. [rda]