WahanaNews-Likupang | Di kota-kota besar, di setiap persimpangan jalan atau lokasi yang banyak dilalui orang, biasanya menjadi lahan basah bagi para pengemis.
Para pengemis tersebut meminta belas kasihan dari warga yang melintas.
Baca Juga:
Sambut Natal & Tahun Baru, Hotel Santika Mega City Bekasi Hadirkan Dua Paket Promo Menarik
Namun, jangan kaget kalau penghasilan pengemis-pengemis sangat besar, bahkan mencapai puluhan juta per bulan.
Berikut ini daftar lima pengemis yang miliki kekayaan ratusan juta, bahkan miliaran rupiah.
Baca Juga:
Posisi Kosumen Tak Aman, FOMCA Dorong Pengetatan Regulasi Sektor Keuangan
1. Legiman
Pengemis asal Pati, Jawa Tengah, ini layak dinobatkan sebagai pengemis terkaya.
Bagaimana tidak, pria bernama Legiman tersebut memiliki harta lebih dari Rp 1 miliar.
Pria 52 tahun ini, saat terjaring razia Petugas Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Sabtu (12/1/2019), ternyata memiliki harta lebih dari satu miliar.
Legiman, setelah diinterogasi oleh Satpol PP, ternyata memiliki berbagai macam harta, nilainya pun ditaksir lebih dari Rp 1 milliar.
"Setelah kami interogasi, yang bersangkutan mengaku memiliki rumah senilai Rp 250 juta, tanah senilai Rp 275 juta, dan tabungan di bank sejumlah Rp 900 juta," ungkap Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketenteraman Masyarakat (Tibumtranmas) Satpol PP Kabupaten Pati, Udhi Harsilo Nugroho, kala itu.
Menurut Udhi, penghasilan Legiman dalam waktu sehari bisa mencapai hampir Rp 1 juta.
"Minggu lalu dia sudah pernah tertangkap. Kami hitung hasil mengemisnya, dapat Rp 1.043.000. Malam ini, kami hitung perolehannya Rp 695.000," tambah Udhi.
2. Pengemis disabilitas berisial T
Pengemis di Kota Batu, Jawa Timur, ini bisa mendapatkan pemasukan hingga Rp 18 juta per bulan dari pekerjaanya meminta-minta di kawasan Kota Batu.
Pengemis disabilitas berinsial T asal Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, ini sehari-hari beraktivitas makan dan minum dengan menggunakan kaki.
Ia mangkal di depan pom bensin di Jalan Pangeran Diponegoro, Kota Batu, Jawa Timur.
Dari hasil meminta-minta, ia mampu membangun rumah dan membeli sepeda motor.
T mengaku, Kota Batu adalah lahan yang basah baginya untuk meminta-minta.
Dari hasil mengemis, ia memperoleh uang yang cukup besar.
Setiap hari, T mampu memperoleh pendapatan Rp 600.000 dari mengemis.
Jadi, setiap bulan, rata-rata ia mendapat Rp 18 juta.
3. Muklis
Pengemis lainnya yang diketahui memiliki harta puluhan juta adalah Muklis.
Hal itu diketahui setelah dirinya terjaring dalam razia penertiban Suku Dinas Sosial DKI Jakarta pada Selasa (11/10/2016).
Muklis, pria 64 tahun, saat itu diketahui sering mengemis di bawah fly over Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Ketika terjaring, petugas menemukan Muklis membawa uang tunai bernilai puluhan juta rupiah di kantong celana dan barang bawaannya.
"Pak Muklis mengaku mengemis di Jakarta selama enam tahun dan telah mengumpulkan uang Rp 90 juta. Kata dia, uang itu murni hasil dari mengemis sehari-hari," kata Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, Mursidin, melalui keterangan tertulis kepada media.
Selama mengemis di Jakarta, Muklis selalu menukarkan uangnya di bank jika mencapai angka Rp 1 juta.
Menurut rencana, Muklis hendak mengumpulkan uang mencapai Rp 150 juta, baru memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di Padang, Sumatera Barat.
4. Siswari
Siswari, perempuan asal Semarang, Jawa Tengah ini profesinya tidak hanya sebagai pengemis, namun juga sebagai pengamen.
Petugas Satpol PP yang merazianya harus geleng-geleng kepala.
Tidak disangka, Siswari memiliki uang deposito sebesar Rp 140 juta dan uang tabungan di bank senilai Rp 16 juta.
Bukan itu saja, ketika dijaring, di tasnya terdapat tiga surat BPKB kendaraan roda dua, sertifikat tanah seluas 105 meter persegi, dan uang tunai sebesar Rp 400.000.
Ibu tiga anak ini juga bercerita kalau anak-anaknya sudah besar, dan mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.
5. Walang bin Kilon dan Sa'aran bin Satiman
Pemberitaan mengenai pengemis Walang bin Kilon (54) dan Sa' aran bin Satiman (70) yang terjaring razia sempat heboh pada medio 2013 lalu.
Pengemis asal Subang itu saat terjaring di perempatan Pancoran oleh petugas Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan, mereka kedapatan membawa uang Rp 25 juta.
Kepala Bidang Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, Ucu Rahayu, saat itu mengatakan, dari hasil penelusuran pihak panti, Walang dan Sa'aran memberikan informasi berbeda terkait uang jutaan yang ditemui petugas.
Keduanya pun menceritakan dengan berbagai versi.
"Pihak panti menggali informasi mengenai uang Rp 25 juta yang berbeda-beda. Pak Walang bilang uang tersebut dari hasil penjualan sapi dan kambing di kampungnya dan juga sebagian lagi dari hasil mengemis, sementara Pak Sa'aran mengaku uangnya hasil mengemis selama 15 hari," kata Ucu. [rda]