WahanaNews - Sulut| PT PLN (Persero) mencatat, pasokan daya pada sistem kelistrikan di Sulawesi surplus sebesar 616,04 Mega Watt (MW), dengan daya pembangkit sebesar 3.208,75 MW per 31 Mei 2022.
"Dengan kondisi tersebut kami siap melayani kebutuhan listrik bagi para investor yang ingin berinvestasi di Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara (Sulmapana)," ujar Direktur Bisnis Regional Sulmapana PLN Adi Priyanto melalui keterangannya di Makassar, Minggu (5/6/2022).
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Ia menjelaskan, saat ini, di regional Sulmapana sudah ada 4 pabrik smelter memanfaatkan listrik dari PLN dengan total daya sebesar 260 MVA.
Sementara di regional lain, Jawa-Madura-Bali (Jamali) telah beroperasi 11 smelter dengan dukungan listrik PLN untuk total daya mencapai 153.59 MVA.
Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, Adi Priyatno menyebut dalam 10 tahun ke depan akan dibangun pembangkit baru sebesar 7.381 MW lengkap dengan transmisi dan gardu induknya.
Baca Juga:
Gendeng Indomobil, PLN Icon Plus Siap Kolaborasi Wujudkan Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik
Di samping itu, PLN juga siap melengkapi kebutuhan sektor industri, khususnya industri smelter, dengan memberikan produk dan layanan yang inovatif dan ramah lingkungan seperti sertifikat EBT atau Renewable Energy Certificate (REC).
"Terlebih saat ini penyumbang kapasitas listrik terbesar di sistem Sulawesi adalah pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas sebesar 515 MW," paparnya.
Sementara, untuk pelanggan smelter yang sudah menandatangani Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL) dengan PLN dan dalam proses konstruksi di Jawa Maluku Bali (Jamali) saat ini ada 3 perusahaan dengan total daya sebesar 215 MVA.
Selain itu, di Sumatra-Kalimantan juga sudah ada pelanggan smelter sebesar 30 MVA yang akan beroperasi dalam waktu dekat.[mga]
Persiapkan Listrik di IKN Nusantara, PLN Pastikan Kualitas Terjamin
WahanaNews - Maluku | PT PLN (Persero) memastikan kesiapan untuk bergerak aktif memberikan dukungan dalam masa pra konstruksi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur.
Kesiapan itu ditunjukkan melalui gelaran acara Pencanangan Pembangunan Infrastruktur Kelistrikan IKN di Titik Nol Nusantara, Jumat (3/6/2022) lalu.
Dikomandoi oleh Direktur Bisnis Regional Sumatera Kalimantan, Adi Lumakso, acara ini menunjukkan bukti kesiapan PLN untuk hadir melistriki cikal bakal IKN, mulai dari masa pra konstruksi hingga terselesaikannya proyek IKN.
“Kami siap melaksanakan tugas negara untuk melistriki IKN, meskipun lokasi Titik Nol masih jauh dari mana-mana tapi kami telah buktikan bahwa listrik PLN sudah masuk di sini dan kami akan mengawal hingga selesainya ekosistem Ibu Kota baru di masa yang akan datang,” ujar Adi.
Kegiatan Pencanangan pembangunan infrastruktur kelistrikan di Titik Nol IKN Nusantara ditandai dengan beroperasinya Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) perdana di kawasan IKN. Dimana dengan keberadaan SPLU tersebut diharapkan dapat membantu aparat pemerintahan hingga masyarakat untuk mendapatkan listrik PLN yang berkualitas saat melakukan aktivitas di Titik Nol IKN.
Pada tahap pra konstruksi IKN, PLN bakal membangun dua gardu induk (GI) mobile di Gersik yang terletak di sekitar Titik Nol dengan kapasitas masing-masing 30 Mega Volt Ampere (MVA).
GI mobile tersebut akan terhubung di jalur Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Kariangau - Petung, ditargetkan rampung pada bulan Agustus dan Desember 2022.
“Untuk jangka pendek, dua buah GI yang akan kami bangun di sekitar wilayah Gersik menggunakan peralatan trafo mobile yang kami relokasi dari Pulau Jawa. Untuk jangka panjangnya juga akan dibangun GI yang terletak di Sepaku untuk perkuatan sistem di daerah tersebut,” papar Adi.
Sementara itu, skenario grand desain dalam melistriki IKN, akan mengusung tema Green, Smart and Beautiful. Dimana kedepannya listrik IKN akan diwujudkan melalui sumber energi baru terbarukan sehingga menciptakan ekosistem perkotaan baru yang ramah lingkungan.
Kedepannya, kebutuhan listrik IKN akan dipasok dari sistem interkoneksi Kalimantan yang saat ini menghubungkan Provinsi Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.
Kebutuhan listrik di sistem interkoneksi Kalimantan mencapai 1.305 megawatt (MW) dengan daya mampu mesin pembangkit sebesar 1.729 MW sehingga terdapat cadangan daya sebesar 424 MW.
Kesiapan pasokan listrik adalah motor penggerak roda ekonomi, khususnya di IKN yang merupakan magnet pertumbuhan ekonomi, di mana kedepannya industri dan sentra ekonomi akan menjamur.
Untuk itu, Adi memastikan pihaknya akan menyelesaikan pembangunan infrastruktur kelistrikan dengan mutu dan kualitas terbaik demi mewujudkan Indonesia yang maju, tangguh, dan berkelanjutan
“Semoga dengan hadirnya PLN di IKN akan menjadi pendongkrak pusat gravitasi ekonomi sekaligus episentrum pertumbuhan yang baru di Kalimantan Timur,” pungkasnya.[mga]